Minggu, 26 Februari 2012

Metode Konservasi


Erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air. Tanah yang terangkut tersebut diendapkan di tempat lain yaitu, di dalam sungai, waduk, danau, saluran irigasi dan di atas tanah pertanian.
Sebagai usaha untuk mengurangi erosi tanah dapat dilakukan upaya–upaya konservasi.  Tujuan konservasi tanah adalah untuk menjaga agar tanah tidak tererosi. Usaha-usaha konservasi tanah ditujukan untuk menjegah kerusakan, memperbaiki dan meningkatkan produktifitas tanah agar dapat dipergunakan secara lestari. Konservasi tanah dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu :
  1. Metode Vegetatif
  2. Metode Mekanik, dan
  3. Metode Kimia
Ø  Metode Vegetatif
Teknik konservasi tanah dan air dapat dilakukan secara vegetatif dalam bentuk pengelolaan tanaman berupa pohon atau semak, baik tanaman tahunan maupun tanaman setahun dan rumput-rumputan. Teknologi ini sering dipadukan dengan tindakan konservasi tanah dan air secara pengelolaan. (Sinukaban, 2003).
Beberapa teknik konservasi tanah dan air yang mampu mengendalikan erosi dapat ditempuh melalui cara vegetative seperti berikut ini:

1.        Penghijauan (Reboisasi)
Penghijauan secara umum dimaksudkan untuk mengembalikan dan memperbaiki kondisi ekologi dan hidrologi suatu wilayah dengan tanaman pohon-pohonan. Penghutanan kembali juga berpotensi untuk peningkatan kadar bahan organik tanah dari serasah yang jauh di permukaan tanah dan sangat mendukung kesuburan tanah.

Penghijauan kembali biasanya dilakukan pada lahan-lahan kritis yang diakibatkan oleh bencana alam misalnya kebakaran, erosi, abrasi, tanah longsor, dan aktivitas manusia seperti pertambangan, perladangan berpindah, dan penebangan hutan.
Hutan mempunyai fungsi tata air yang unik karena mampu menyimpan air dan meredam debit air pada saat musim penghujan dan menyediakan air secara terkendali pada saat musim kemarau (sponge effect). Penghutanan kembali dengan maksud untuk mengembalikan fungsi tata air, efektif dilakukan pada lahan dengan kedalaman tanah >3 m. Tanah dengan kedalaman <3 m mempunyai aliran permukaan yang cukup tinggi karena keterbatasan kapasitas tanah dalam menyimpan air (Agus et al., 2002).

2.    Wanatani
Wanatani (agroforestry) adalah salah satu bentuk usaha konservasi tanah yang menggabungkan antara tanaman pohon-pohonan, atau tanaman tahunan dengan tanaman komoditas lain yang ditanam secara bersama-sama ataupun bergantian.
Penggunaan tanaman tahunan mampu mengurangi erosi lebih baik daripada tanaman komoditas pertanian khususnya tanaman semusim.
Tanaman tahunan mempunyai luas penutupan daun yang relatif lebih besar dalam menahan energi kinetik air hujan, sehingga air yang sampai ke tanah dalam bentuk aliran batang (stemflow) dan aliran tembus (throughfall) tidak menghasilkan dampak erosi yang begitu besar. Sedangkan tanaman semusim mampu memberikan efek penutupan dan perlindungan tanah yang baik dari butiran hujan yangmempunyai energi perusak. Penggabungan keduanya diharapkan dapat memberi keuntungan ganda baik dari tanaman tahunan maupun dari tanaman semusim.

3.    Pertanaman Sela
Pertanaman sela adalah pertanaman campuran antaratanaman tahunan dengan tanaman semusim.Sistem ini banyak dijumpai di daerah hutan atau kebun yang dekat dengan lokasi permukiman. Tanaman sela juga banyak diterapkan di daerah perkebunan, pekarangan rumah tangga maupun usaha pertanian tanaman tahunan lainnya.
Dari segi konservasi tanah, pertanaman sela bertujuan untuk meningkatkan intersepsi dan intensitas penutupan permukaan tanah terhadap terpaan butir-butir air hujan secara langsung sehingga memperkecil risiko tererosi.Sebelum kanopi tanaman tahunan menutupi tanah, lahan di antara tanaman tahunan tersebut digunakan untuk tanaman semusim.

4.    Pertanaman Lorong
Pertanaman lorong (alley cropping) adalah sistem bercocok tanam dan konservasi tanah dimana barisan tanaman perdu leguminosa ditanam rapat (jarak 10-25cm) menurut garis kontur, sebagai tanaman pagar dan tanaman semusim ditanam pada lorong di antara tanaman pagar. Menerapkan pertanaman lorong pada lahan miring biayanya jauh lebih murah dibandingkan membuat teras bangku, tapi efektif menahan erosi. Setelah 3-4 tahun, sejak tanaman pagar tumbuh akan tebentuk teras. Terbentuknya teras secara alami dan berangsur sehingga sering disebut teras kredit.

http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Geografi/Pedosfer/images/hal_14.jpg
Gambar : countour strip cropping
a.       Persyaratan
§  Kelereng 3-40% dan kedalaman tanah > 20 cm.
§  Cocok untuk tanah dengan tingkat kesuburan rendah sampai sedang.
b.      Pembuatan dan Pemeliharaan
§  Jarak antara barisan tanaman pagar ditemukan oleh kemiringan lahan dan kemampuan tanaman pagar menyediakan bahan organik. Aturan yang umum digunakan adalah dengan memilih sekitar 1-1,5 m tetapi untuk kemiringan lahan 3-10%, diatur dengan jarak antara 0,3-1,0 m (jarak antara baris tanaman pagar tidak lebih dari 10 m). Hal ini dimaksudkan agar bahan organik yang disumbangkan tanaman pagar cukup banyak jumlahnya.
§   Biasanya pada lereng bawah dari tanaman pagar yang berbentuk perdu, ditanami rumput yang tahan naungan. Penanaman rumput sejajar dengan barisan tanaman perdu dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas menahan erosi karena jika hanya perdu, masih sering terjadi erosi.
§  Tanaman pagar dipangkas secara berkala (terutama bila tanaman pagar mulai menaungi tanaman pokok) dan bahan hijauannya digunakan sebagai mulsa atau makanan ternak. Apabila bahan hijauan digunakan untuk pakan ternak maka pupuk kandang yang dihasilkan, dikembalikan untuk memupuk tanaman pokok agar kesuburan lahan dapat dipertahankan.
c.       Persyaratan Tanaman Pagar
§  Dapat tumbuh dengan cepat dan apabila dipangkas secara berkala dapat cepat bertunas kembali.
§  Menghasilkan banyak bahan hijauan.
§  Dapat menambah nitrogen dari udara (jenis leguminosa) sehingga baik untuk dipupuk hijau.
§  Tingkat persaingan terhadap unsur hara dan air dengan tanaman pokok relative rendah. Memiliki perakaran vertical yang kuat dan dalam.  Tanaman pagar yang menpunyai penyebaran akar lateral (menyebar pada lapisan permukaan tanah) akan sangat menyaingi tanaman pokok.
§  Tidak bersifat alelopatik (mengeluarkan zat racun) terhadap tanaman pokok tetapi akan sangat ideal apabila tanaman pagar bersifat alelopayik terhadap hama dan gulma.
§  Supaya mudah diterima petani, sebaiknya tanaman pagar mempunyai manfaat ganda yaitu di samping sebagai penahan erosi juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak, menghailkan buah atau untuk kayu bakar.

5.    Kebun Campuran
Kebun campuran butuh lebih banyak perawatan. Tanaman yang ditanam adalah tanaman tahunan yang dimanfaatkan hasil buah, daun, dan kayunya. Kadang-kadang juga ditanam dengan tanaman semusim. Apabila proporsi tanaman semusim lebih besar daripada tanaman tahunan, maka lahan tersebut disebut tegalan. Kebun campuran ini mampu mencegah erosi dengan baik karena kondisi penutupan tanah yang rapat sehingga butiran air hujan tidak langsung mengenai permukaan tanah. Kerapatan tanaman juga mampu mengurangi laju aliran permukaan. Hasil tanaman lain di luar tanaman semusim mampu mengurangi risiko akibat gagal panen dan meningkatkan nilai tambah bagi petani.
6.    Silvipastura
http://pkm.openthinklabs.com/_/rsrc/1294344715386/home/topik/lingkungan-environment/water-air/z-referensi/kliping/artikel/petunjuk-teknis-teknologi-konservasi-tanah-dan-air/silvipastura.png
Sistem silvipastura sebenarnya bentuk lain dari tumpang sari, tapi yang ditanam di sela-sela tanaman hutan bukan tanaman pangan melainkan tanaman pakan ternak, seperti rumput gajah, setaria, dll. Ada beberapa bentuk silvipastura yang dikenal di Indonesia anatara lain tanaman pakan di hutan tanaman industry, tanaman pakan di hutan sekunder, tanaman pohon-pohon sebagai tanaman penghasil pakan dantanaman pakan sebagai pagar hidup. Persyaratan dari sistem silvipastura yaitu:
§  Terutama untuk lereng agak curam dan curam.
§  Pemeliharaan jenis tanaman disesuaikan dengan memelihara tanaman sampai menghasilkan.

7.      Strip Rumput
http://pkm.openthinklabs.com/_/rsrc/1294344715386/home/topik/lingkungan-environment/water-air/z-referensi/kliping/artikel/petunjuk-teknis-teknologi-konservasi-tanah-dan-air/strip_rumput.jpg

Strip rumput, hamper sama dengan sistem pertanaman lorong, dibuat mengikuti kontur (sabuk gunung) dan lebar strip 0,5 m atau lebih, dimaksudkan untuk mengurangi erosi dan penyedia pakan ternak.
a.    Persyaratan
§  Terutama bagi rumah tangga yang memiliki ternak ruminansia.
§  Cocok untuk daerah beriklim kering maupun daerah beriklim basah.
§  Jenis rumput yang digunakan mempunyai penyebaran perakaran vertical yang dalam sehingga daya saingnya terhadap tanaman utama menjadi rendah.
§  Jenis rumput yang tahan naungan dan kekeringan.
§  Mempunyai daya adaptasi yang tinggi pada tanah yang tidak subur.
§  Mempunyai daya adaptasi yang tinggi pada tanah yang tidak subur.
§  Sangat baik jika memberikan efek alelopati terhadap hama. Contohnya, aroma yang dihasilkan vetiver dapat mengusir tikus.

b.      Penanaman dan Pemeliharaan
§  Rumput ditanam menurut kontur terdiri dari 3 barisan rumput atau lebih dengan jarak antara barisan 20 cm.
§  Lebara strip rumput 0,5 m atau lebih.
§  Jarak antara strip rumput tergantung yang diinginkan dan bervariasi dari 2,5 m untuk kemiringan 60% sampai 40 m untuk kemiringan 5%.
§  Zjika ditanam dari biji memerlukan tenaga kerja lebih sedikit dibandingkan dengan strek/tunas hidup/bonggol.
8.    Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah adalah tumbuhan atau tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman  kerusakan oleh  erosi dan / atau untuk memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah.
Tanaman penutup tanah berperan:
1.    Menahan atau mengurangi daya perusak butir-butir hujan yang jatuh dan aliran air di atas permukaan tanah
2.    Menambah bahan organik tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang jatuh, dan
3.    Melakukan transpirasi, yang mengurangi kandungan air tanah.

Tanaman penutup tanah atau tanaman pembantu dapat digolongkan dalam (Osche et al 1961):

§  Tanaman Penutup Tanah Rendah
Tanaman penutup tanah rendah terdiri dari jenis rumput-rumputan  dan tumbuhan merambat atau menjalar:
-          Dipakai dalam pola pertanaman rapat: Calopogonium muconoides Desv, Centrosema pubescens Benth, Mimosa invisa Mart, Peuraria phaseoloides Benth.
http://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2008/10/calo-cs.jpg
-          Digunakan dalam pola pertanaman barisan: Eupatorium triplinerve Vahl (daun panahan, godong, prasman, jukut prasman), Salvia occidentalis Schwartz (langon, lagetan, randa nunut), Ageratum mexicanum Sims.
http://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2008/10/eupa-cs.jpg
-          Digunakan untuk penguat teras dan saluran-saluran air: Althenanthera amoena Voss (bayem kremah, kremek), Indigofera endecaphylla jacq (dedekan), Ageratum conyzoides L (babandotan), Erechtites valerianifolia Rasim (sintrong), Borreria latifolia Schum (bulu lutung, gempurwatu), Oxalis corymbosa DC, Brachiaria decumbens, Andropogon zizanoides (akar wangi), Panicum maximum (rumput benggala), Panicum ditachyum (balaban, paitan), Paspalum dilatum (rumput Australia), Pennisetum purpureum (rumput gajah) .
http://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2008/10/alther-cs.jpghttp://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2008/10/borre-cs.jpg
http://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2008/10/pni-cs.jpg
§  Tanaman Penutup Tanah sedang (perdu)

-          Dipakai dalam pola pertanaman teratur di antara baris tanaman pokok: Clibadium surinamense var asperum baker, Eupatorium pallessens DC (Ki Dayang, Kirinyuh).

http://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2008/10/cli2.jpg

-          Digunakan dalam pola pertanaman pagar: Lantana camara L (tahi ayam, gajahan, seruni), Crotalaria anagyroides HBK, Tephrosia candida DC, Tepherosia vogelii, Desmodium gyroides DC (kakatua, jalakan). Acacia villosa Wild (lamtoro merah), Sesbania grandiflora PERS (turi), Calliandra calothyrsus Meissn (kaliandra merah), Gliricidia maculata (johar cina, gamal), Flemingia congesta Roxb, Crotalaria striata DC., Clorataria juncea, L. Crotalaria laurifolia Poir (urek-urekan, kacang cepel),  Cajanus cajan Nillst (kacang hiris, kacang sarde)  dan Indigofera arrecta Hooscht.
http://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2008/10/cro-cs3.jpg
http://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2008/10/lan.jpg

http://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2008/10/fle.jpg

-          Penggunaan di luar areal pertanaman utama dan merupakan sumber pupuk hijau dan mulsa,  untuk penghutanan dan perlindungan dinding jurang: Leucaena glauca (L) Benth (pete cina, lamtoro, kemelandingan), Tithonia tagetiflora Desp, Graphtophyllum pictum Gries (daun ungu, handeuleum), Cordyline fruticosa Backer, Eupatorium riparium REG.
http://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2008/10/leu.jpg
§  Tanaman Penutup Tanah Tinggi atau Tanaman Pelindung

-          Digunakan dalam pola teratur di antara baris tanaman utama: Albizia falcata (sengon laut, jeunjing), Grevillea robusta A Cum, Pithecellobium saman benth (pohon hujan), Erythrina sp (dadap), Gliricidia sepium.
http://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2008/10/albi.jpg
  • Dipakai dalam barisan: Leucaena glauca atau Leucaena leucocephala
  • Penggunaan untuk melindungi jurang, tebing atau untuk penghutanan kembali: Albizia falcata dan Leucaena glauca, Albizia procera Benth, Acacia melanoxylon, Acacia mangium, Eucalyptus saligna, Cinchona succirubra, Gigantolochloa apus (bambu apus), Dendrocalamus asper, Bambusa bambos.

§  Tumbuh-tumbuhan Bawah (undergrowth) Alami Pada Perkebunan

Banyak usaha telah dilakukan pada beberapa perkebunana, terutama perkebunan karet, dalam memanfaatkan tumbuh-tumbuhan bawah alami untuk melindungi tanah.

§  Tumbuhan yang tidak disukai

Banyak tumbuhan  yang termasuk dalam tumbuhan pengganggu atau tidak disukai yang dapat berfungsi sebagai penutup tanah atau pelindung tanah terhadap ancaman erosi. Tumbuh-tumbuhan itu tidak disukai karena sifat-sifatnya yang merugikan tanaman pokok dan sulit diberantas atau dibersihkan  dari lahan usaha pertanian: Imperata cylindrica, Panicum repens (lampuyangan), Leersia hexandra (kalamento), Saccharum spontaneum (gelagah), Anastrophus compressus dan Paspalum compressum (tumput pahit).
9.      Pemberian Bahan Mulsa
Pemberian mulsa dimaksudkan untuk menutupi permukaan tanah agar terhindar dari pukulan butir hujan. Mulsa merupakan teknik pencegahan erosi yang cukup efektif. Jika bahan mulsa berasal dari bahan organik, maka mulsa juga berfungsi dalam pemeliharaan bahan organik tanah. Bahan organik yang dapat dijadikan mulsa dapat berasal dari sisa tanaman, hasil pangkasan tanaman pagar dari sistem pertanaman lorong, hasil pangkasan tanaman penutup tanah atau didatangkan dari luar lahan pertanian.

http://pkm.openthinklabs.com/_/rsrc/1294344715385/home/topik/lingkungan-environment/water-air/z-referensi/kliping/artikel/petunjuk-teknis-teknologi-konservasi-tanah-dan-air/mulsa2.jpg
Fungsi lain Mulsa:
§  Jika sudah melapuk, dapat meningkatkan kemampuan tanah menahan air sehingga air lebih tersedia untuk pertumbuhan tanaman, dan memperkuat agregat tanah.
§  Mengurangi kecepatan serta daya kikis aliran permukaan.
§  Mengurangi evaporasi, memperkecil fluktuasi suhu tanah, meningkatkan jumlah pori aerasi sebagai akibat meningkatnya kegiatan jasad hidup di dalam tanah dan meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.
§  Menyediakan sebagian zat hara bagi tanaman.
§  Dianjurkan menggunakan 6 ton mulsa/ha/tahun atau lebih. Bahan mulsa yang paling mudah didapatkan adalah sisa tanaman.
§  Mulsa diberikan dengan jalan menyebarkan bahan organik secaramerata di permukaan tanah.
§  Bahan mulsa yang baik adalah bahan yang sukar melapuk seperti jerami padi danbatang jagung.
§  Mulsa dapat juga diberikan ke dalam lubang yang khusus dan disebut sebagai mulsa vertikal.
http://pkm.openthinklabs.com/_/rsrc/1294344715384/home/topik/lingkungan-environment/water-air/z-referensi/kliping/artikel/petunjuk-teknis-teknologi-konservasi-tanah-dan-air/mulsa.jpg
Ø  Kelebihan konservasi tanah secara vegetative:
4.       Memelihara kestabilan striktur tanah melalui system perakaran dengan memperbesar granulasi tanah
5.       Penutupan lahan oleh seresah dan tajuk mengurangi evaporasi
6.       Disamping itu dapat meningkatkan aktifitas mikroorganisme yang mengakibatkan peningkatan porositas tanah, sehingga memperbesar jumlah infiltrasi dan mencegah terjadinya erosi.
7.       Memiliki nilai ekonomis sehingga dapat menambah penghasilan petani.
Kekurangan konservasi tanah secara vegetatif
8.       Tidak semua tanaman dapat digunakan untuk melaksanakan konservasi tanah secara vegetatif, sehingga secara tidak langsung akan menghambat pertumbuhan tanaman.

Ø  Metode Mekanik
Metode mekanik adalah semua perlakuan fisik mekanik yang diberikan terhadap tanah dan pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi, serta meningkatkan kemampuan penggunaan tanah.
Berikut bentuk–bentuk metode mekanik.
  1. Countour plowing  adalah membajak searah garis kontur, sehingga terjadilah alur–alur horisontal.
  2. Guludan adalah tumpukan tanah yang dibuat memanjang searah garis kontur atau memotong  lereng untuk menahan erosi. Tinggi tumpukan tanah sekitar 25 – 30 cm dengan lebar dasar sekitar 30 – 40 cm. Jarak antara guludan tergantung pada kecuraman lereng, kepekaan erosi tanah, dan erosivitas hujan. Semakin curam lereng, semakin pendek jarak guludan; semakin peka tanah terhadap erosi semakin pendek jarak lereng; dan semakin tinggi erosivitas hujan, semakin pendek jarak lereng.
Teras gulud adalah guludan yang dilengkapi dengan rumput penguat dan saluran air pada bagian lereng atasnya. Teras gulud dapat difungsikan sebagai pengendali erosi dan penangkap aliran permukaan dari permukaan bidang olah. Aliran permukaan diresapkan ke dalam tanah di dalam saluran air sedangkan air yang tidak meresap di alirkan ke Saluran Pembuangan Air (SPA).
http://pkm.openthinklabs.com/_/rsrc/1294344715384/home/topik/lingkungan-environment/water-air/z-referensi/kliping/artikel/petunjuk-teknis-teknologi-konservasi-tanah-dan-air/TerasGulud.png?height=173&width=400
Gambar 1. Sketsa pPenampang Guludan dan Guludan Bersaluran

  1. Terassering  adalah menanam tanaman dengan sistem berteras–teras di daerah lereng.
http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Geografi/Pedosfer/images/hal_15.jpg
Gambar : Terassering
·         Teras Bangku
http://pkm.openthinklabs.com/_/rsrc/1294344715383/home/topik/lingkungan-environment/water-air/z-referensi/kliping/artikel/petunjuk-teknis-teknologi-konservasi-tanah-dan-air/TerasBangku.png?height=400&width=300
Teras bangku atau teras tangga dibuat dengan jalan memotong lereng dan meratakan tanah, sehingga terjadi suatu deretan berbentuk tangga. Ada 3 jenis teras bangku : datar, miring ke luar, miring ke dalam, dan teras irigasi. Teras bangku datar adalah teras bangku yang bidang olahnya datar (membentuk sudut 0o dengan bidang horizontal).

http://pkm.openthinklabs.com/_/rsrc/1294344715383/home/topik/lingkungan-environment/water-air/z-referensi/kliping/artikel/petunjuk-teknis-teknologi-konservasi-tanah-dan-air/TerasBangku.jpg?height=400&width=234
Teras bangku miring ke luar adalah teras bangku yang bidang olahnya miring kea rah lereng asli, namun kemiringannya sudah berkurang dari kemiringan lereng asli. Teras bangku miring ke dalam (gulir kampak) adalah teras bangku yang bidang olahnya miring kea rah yang berlawanan dengan lereng asli. Teras irigasi biasanya diterapkan pada lahan sawah, Karena terdapat tanggul penahan air.
·       Teras Individu
Teras individu adalah teras yang dibuat pada setiap individu tanaman, terutama tanaman tahunan (Gambar 4). Jenis teras ini biasa dibangun di areal perkebunan atau pertanaman buah-buahan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmASmP6I8BURDVlbm_4EwYFvmPefgNjxz4b-hhRlFqg5QkP77b7TyRtSDqC29Rp5cm7KgbaS7kcps1N_Cbyv4Up1ngaG1iHQpriTuheEGzZoKs2Z6aVEDVYmBZOhVdtXppQJ9RyGs6DbQ/s320/KSDA+6.jpg
                          Sketsa teras individu pada areal pertanaman tahunan
·      Teras Kebun

Teras kebun adalah jenis teras untuk tanaman tahunan, khususnya tanaman pekebunan dan buah-buahan. Teras dibuat dengan interval yang bervariasi menurut jarak tanam. Pembuatan teras bertujuan untuk: (1) meningkatkan efisiensi penerapan teknik konservasi tanah, dan (2) memfasilitasi pengelolaan lahan (land management facility), di antaranya untuk fasilitas jalan kebun, dan penghematan tenaga kerja dalam pemeliharaan kebun.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigi48tYwzNVWhPAzP3ElT03pisJBHfZ-6aBYtuvvwEQ9uvIcAQh8gFrhtlLBu_-M5kYjmD5Rsv0F6tBc33qhH03_BYxdHwhkVRYXOcsSmLT6nWeCVvJycZCGRZb-s9ojaqOyqlmBCFLgQ/s320/KSDA+7.jpg
                                   Teras kebun
·      Rorak
Rorak merupakan lubang penampungan atau peresapan air, dibuat di bidang olah atau saluran resapan. Pembuatan rorak bertujuan untuk memperbesar peresapan air ke dalam tanah dan menampung tanah yang tererosi. Pada lahan kering beriklim kering, rorak berfungsi sebagai tempat pemanen air hujan dan aliran permukaan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJUOCIjEmrQQJF1BLfeQctMne_f2_OkquiAos5mV__4mWDQ0FeT3RUPz01gEhUsM3nBJwVclKoha-plRCSqEx73vCX28FH6_4gv1HVJDU-HnEs9k3_RY-nHss-v3TzwQHfVUdZg1YHgYM/s400/KSDA+8.jpg
Rorak dengan teras gulud

Ø  Kelebihan konservasi tanah secara mekanik
-          Praktis
-          Mudah dilakukan
-          Berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan tanaman
Kekurangan konservasi tanah secara mekanik yaitu tidak semua teknik konservasi tanah mekanik tidak dapat diterapkan untuk semua kondisi lahan, melainkan bersifat spesifik lokasi dan penerapannya harus disesuaikan dengan agroekosistem setempat.





Ø  Metode Kimia
http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Geografi/Pedosfer/images/hal_16.jpg
Metode kimia adalah dengan menggunakan preparat kimia sintetis atau alami. Preparat ini disebut Soil Conditioner atau pemantap struktur tanah. Tanah yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan, sehingga air infiltrasi tetap besar,dan run off kecil. Sesuai dengan namanya Soil Conditioner ini digunakan untuk membentuk struktur tanah yang stabil. Senyawa yang terbentuk akan menyebabkan tanah menjadi stabil.






DAFTAR RUJUKAN
http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/tanaman-penutup-tanah/

1 komentar: