Erosi
menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur serta berkurangnya
kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air. Tanah yang terangkut tersebut
diendapkan di tempat lain yaitu, di dalam sungai, waduk, danau, saluran irigasi
dan di atas tanah pertanian.
Sebagai usaha untuk mengurangi erosi
tanah dapat dilakukan upaya–upaya konservasi. Tujuan konservasi tanah
adalah untuk menjaga agar tanah tidak tererosi. Usaha-usaha
konservasi tanah ditujukan untuk menjegah kerusakan, memperbaiki dan
meningkatkan produktifitas tanah agar dapat dipergunakan secara lestari. Konservasi
tanah dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu :
- Metode Vegetatif
- Metode Mekanik, dan
- Metode Kimia
Ø Metode
Vegetatif
Teknik konservasi tanah
dan air dapat dilakukan secara vegetatif dalam bentuk pengelolaan tanaman
berupa pohon atau semak, baik tanaman tahunan maupun tanaman setahun dan
rumput-rumputan. Teknologi ini sering dipadukan dengan tindakan konservasi
tanah dan air secara pengelolaan. (Sinukaban, 2003).
Beberapa teknik konservasi tanah dan air yang mampu mengendalikan erosi
dapat ditempuh melalui cara vegetative seperti berikut ini:
1.
Penghijauan (Reboisasi)
Penghijauan
secara umum dimaksudkan untuk mengembalikan dan memperbaiki kondisi ekologi dan
hidrologi suatu wilayah dengan tanaman pohon-pohonan. Penghutanan kembali juga
berpotensi untuk peningkatan kadar bahan organik tanah dari serasah yang jauh
di permukaan tanah dan sangat mendukung kesuburan tanah.
Penghijauan
kembali biasanya dilakukan pada lahan-lahan kritis yang diakibatkan oleh
bencana alam misalnya kebakaran, erosi, abrasi, tanah longsor, dan aktivitas
manusia seperti pertambangan, perladangan berpindah, dan penebangan hutan.

Hutan mempunyai
fungsi tata air yang unik karena mampu menyimpan air dan meredam debit air pada
saat musim penghujan dan menyediakan air secara terkendali pada saat musim
kemarau (sponge effect). Penghutanan kembali dengan maksud untuk mengembalikan
fungsi tata air, efektif dilakukan pada lahan dengan kedalaman tanah >3 m.
Tanah dengan kedalaman <3 m mempunyai aliran permukaan yang cukup tinggi
karena keterbatasan kapasitas tanah dalam menyimpan air (Agus et al., 2002).
2. Wanatani
Wanatani
(agroforestry) adalah salah satu bentuk usaha konservasi tanah yang
menggabungkan antara tanaman pohon-pohonan, atau tanaman tahunan dengan tanaman
komoditas lain yang ditanam secara bersama-sama ataupun bergantian.
Penggunaan tanaman tahunan mampu mengurangi erosi lebih baik daripada tanaman komoditas pertanian khususnya tanaman semusim.
Penggunaan tanaman tahunan mampu mengurangi erosi lebih baik daripada tanaman komoditas pertanian khususnya tanaman semusim.

Tanaman tahunan
mempunyai luas penutupan daun yang relatif lebih besar dalam menahan energi
kinetik air hujan, sehingga air yang sampai ke tanah dalam bentuk aliran batang
(stemflow) dan aliran tembus (throughfall) tidak menghasilkan dampak erosi yang
begitu besar. Sedangkan tanaman semusim mampu memberikan efek penutupan dan
perlindungan tanah yang baik dari butiran hujan yangmempunyai energi perusak.
Penggabungan keduanya diharapkan dapat memberi keuntungan ganda baik dari
tanaman tahunan maupun dari tanaman semusim.
3. Pertanaman
Sela
Pertanaman sela adalah pertanaman campuran antaratanaman
tahunan dengan tanaman semusim.Sistem ini banyak dijumpai di daerah hutan atau
kebun yang dekat dengan lokasi permukiman. Tanaman sela juga banyak diterapkan
di daerah perkebunan, pekarangan rumah tangga maupun usaha pertanian tanaman
tahunan lainnya.

Dari segi konservasi tanah, pertanaman sela
bertujuan untuk meningkatkan intersepsi dan intensitas penutupan permukaan
tanah terhadap terpaan butir-butir air hujan secara langsung sehingga
memperkecil risiko tererosi.Sebelum kanopi tanaman tahunan menutupi tanah,
lahan di antara tanaman tahunan tersebut digunakan untuk tanaman semusim.
4. Pertanaman Lorong
Pertanaman lorong (alley cropping)
adalah sistem bercocok tanam dan konservasi tanah dimana barisan tanaman
perdu leguminosa ditanam rapat (jarak 10-25cm) menurut garis kontur, sebagai
tanaman pagar dan tanaman semusim ditanam pada lorong di antara tanaman pagar.
Menerapkan pertanaman lorong pada lahan miring biayanya jauh lebih murah
dibandingkan membuat teras bangku, tapi efektif menahan erosi. Setelah 3-4
tahun, sejak tanaman pagar tumbuh akan tebentuk teras. Terbentuknya teras
secara alami dan berangsur sehingga sering disebut teras kredit.
Gambar : countour strip cropping
a.
Persyaratan
§ Kelereng 3-40% dan kedalaman tanah > 20 cm.
§ Cocok untuk tanah dengan tingkat kesuburan rendah sampai sedang.
b.
Pembuatan
dan Pemeliharaan
§ Jarak antara barisan tanaman pagar ditemukan oleh kemiringan lahan dan
kemampuan tanaman pagar menyediakan bahan organik. Aturan yang umum digunakan
adalah dengan memilih sekitar 1-1,5 m tetapi untuk kemiringan lahan 3-10%,
diatur dengan jarak antara 0,3-1,0 m (jarak antara baris tanaman pagar tidak
lebih dari 10 m). Hal ini dimaksudkan agar bahan organik yang disumbangkan tanaman
pagar cukup banyak jumlahnya.
§ Biasanya pada lereng bawah dari
tanaman pagar yang berbentuk perdu, ditanami rumput yang tahan naungan.
Penanaman rumput sejajar dengan barisan tanaman perdu dimaksudkan untuk
meningkatkan efektivitas menahan erosi karena jika hanya perdu, masih sering
terjadi erosi.
§ Tanaman pagar dipangkas secara berkala (terutama bila tanaman pagar mulai
menaungi tanaman pokok) dan bahan hijauannya digunakan sebagai mulsa atau
makanan ternak. Apabila bahan hijauan digunakan untuk pakan ternak maka pupuk
kandang yang dihasilkan, dikembalikan untuk memupuk tanaman pokok agar
kesuburan lahan dapat dipertahankan.
c.
Persyaratan
Tanaman Pagar
§ Dapat tumbuh dengan cepat dan apabila dipangkas secara berkala dapat cepat
bertunas kembali.
§ Menghasilkan banyak bahan hijauan.
§ Dapat menambah nitrogen dari udara (jenis
leguminosa) sehingga baik untuk
dipupuk hijau.
§ Tingkat persaingan terhadap unsur hara dan air dengan tanaman pokok
relative rendah. Memiliki perakaran vertical yang kuat dan dalam. Tanaman pagar yang menpunyai penyebaran akar
lateral (menyebar pada lapisan permukaan tanah) akan sangat menyaingi tanaman
pokok.
§ Tidak bersifat alelopatik
(mengeluarkan zat racun) terhadap tanaman pokok tetapi akan sangat ideal
apabila tanaman pagar bersifat alelopayik terhadap hama dan gulma.
§ Supaya mudah diterima petani, sebaiknya tanaman pagar mempunyai manfaat
ganda yaitu di samping sebagai penahan erosi juga dapat dimanfaatkan sebagai
sumber pakan ternak, menghailkan buah atau untuk kayu bakar.
5.
Kebun Campuran
Kebun
campuran butuh lebih banyak perawatan. Tanaman yang ditanam adalah tanaman
tahunan yang dimanfaatkan hasil buah, daun, dan kayunya. Kadang-kadang juga
ditanam dengan tanaman semusim. Apabila proporsi tanaman semusim lebih besar
daripada tanaman tahunan, maka lahan tersebut disebut tegalan. Kebun campuran
ini mampu mencegah erosi dengan baik karena kondisi penutupan tanah yang rapat
sehingga butiran air hujan tidak langsung mengenai permukaan tanah. Kerapatan
tanaman juga mampu mengurangi laju aliran permukaan. Hasil tanaman lain di luar
tanaman semusim mampu mengurangi risiko akibat gagal panen dan meningkatkan
nilai tambah bagi petani.

6.
Silvipastura
Sistem silvipastura sebenarnya bentuk lain dari tumpang sari, tapi yang
ditanam di sela-sela tanaman hutan bukan tanaman pangan melainkan tanaman pakan
ternak, seperti rumput gajah, setaria, dll.
Ada beberapa bentuk silvipastura yang dikenal di Indonesia anatara lain tanaman
pakan di hutan tanaman industry, tanaman pakan di hutan sekunder, tanaman
pohon-pohon sebagai tanaman penghasil pakan dantanaman pakan sebagai pagar
hidup. Persyaratan dari sistem silvipastura yaitu:
§ Terutama untuk lereng agak curam dan curam.
§ Pemeliharaan jenis tanaman disesuaikan dengan memelihara tanaman sampai
menghasilkan.
7.
Strip Rumput
Strip
rumput, hamper sama dengan sistem pertanaman lorong, dibuat mengikuti kontur
(sabuk gunung) dan lebar strip 0,5 m atau lebih, dimaksudkan untuk mengurangi
erosi dan penyedia pakan ternak.
a.
Persyaratan
§ Terutama bagi rumah tangga yang memiliki ternak ruminansia.
§ Cocok untuk daerah beriklim kering maupun daerah beriklim basah.
§ Jenis rumput yang digunakan mempunyai penyebaran perakaran vertical yang
dalam sehingga daya saingnya terhadap tanaman utama menjadi rendah.
§ Jenis rumput yang tahan naungan dan kekeringan.
§ Mempunyai daya adaptasi yang tinggi pada tanah yang tidak subur.
§ Mempunyai daya adaptasi yang tinggi pada tanah yang tidak subur.
§ Sangat baik jika memberikan efek alelopati
terhadap hama. Contohnya, aroma yang dihasilkan vetiver dapat mengusir tikus.
b.
Penanaman
dan Pemeliharaan
§ Rumput ditanam menurut kontur terdiri dari 3 barisan rumput atau lebih
dengan jarak antara barisan 20 cm.
§ Lebara strip rumput 0,5 m atau lebih.
§ Jarak antara strip rumput tergantung yang diinginkan dan bervariasi dari
2,5 m untuk kemiringan 60% sampai 40 m untuk kemiringan 5%.
§ Zjika ditanam dari biji memerlukan tenaga kerja lebih sedikit dibandingkan
dengan strek/tunas hidup/bonggol.
8.
Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah adalah tumbuhan
atau tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman
kerusakan oleh erosi dan / atau untuk memperbaiki sifat kimia dan
sifat fisik tanah.
Tanaman penutup tanah berperan:
1.
Menahan atau mengurangi daya perusak
butir-butir hujan yang jatuh dan aliran air di atas permukaan tanah
2.
Menambah bahan organik tanah melalui
batang, ranting dan daun mati yang jatuh, dan
3.
Melakukan transpirasi, yang mengurangi
kandungan air tanah.
Tanaman penutup tanah atau tanaman
pembantu dapat digolongkan dalam (Osche et al 1961):
§
Tanaman Penutup Tanah Rendah
Tanaman penutup tanah rendah terdiri
dari jenis rumput-rumputan dan tumbuhan merambat atau menjalar:
-
Dipakai
dalam pola pertanaman rapat: Calopogonium muconoides Desv, Centrosema
pubescens Benth, Mimosa invisa Mart, Peuraria phaseoloides Benth.
-
Digunakan
dalam pola pertanaman barisan: Eupatorium triplinerve Vahl (daun
panahan, godong, prasman, jukut prasman), Salvia occidentalis Schwartz
(langon, lagetan, randa nunut), Ageratum mexicanum Sims.
-
Digunakan untuk
penguat teras dan saluran-saluran air: Althenanthera amoena Voss (bayem
kremah, kremek), Indigofera endecaphylla jacq (dedekan), Ageratum
conyzoides L (babandotan), Erechtites valerianifolia Rasim
(sintrong), Borreria latifolia Schum (bulu lutung, gempurwatu), Oxalis
corymbosa DC, Brachiaria decumbens, Andropogon zizanoides
(akar wangi), Panicum maximum (rumput benggala), Panicum ditachyum
(balaban, paitan), Paspalum dilatum (rumput Australia), Pennisetum
purpureum (rumput gajah) .
§ Tanaman
Penutup Tanah sedang (perdu)
-
Dipakai
dalam pola pertanaman teratur di antara baris tanaman pokok: Clibadium surinamense
var asperum baker, Eupatorium pallessens DC (Ki Dayang, Kirinyuh).
-
Digunakan
dalam pola pertanaman pagar: Lantana camara L (tahi ayam, gajahan,
seruni), Crotalaria anagyroides HBK, Tephrosia candida DC, Tepherosia
vogelii, Desmodium gyroides DC (kakatua, jalakan). Acacia
villosa Wild (lamtoro merah), Sesbania grandiflora PERS (turi), Calliandra
calothyrsus Meissn (kaliandra merah), Gliricidia maculata (johar
cina, gamal), Flemingia congesta Roxb, Crotalaria striata
DC., Clorataria juncea, L. Crotalaria laurifolia Poir
(urek-urekan, kacang cepel), Cajanus cajan Nillst (kacang hiris,
kacang sarde) dan Indigofera arrecta Hooscht.
-
Penggunaan
di luar areal pertanaman utama dan merupakan sumber pupuk hijau dan mulsa,
untuk penghutanan dan perlindungan dinding jurang: Leucaena glauca
(L) Benth (pete cina, lamtoro, kemelandingan), Tithonia tagetiflora
Desp, Graphtophyllum pictum Gries (daun ungu, handeuleum), Cordyline
fruticosa Backer, Eupatorium riparium REG.
§ Tanaman Penutup
Tanah Tinggi atau Tanaman Pelindung
-
Digunakan
dalam pola teratur di antara baris tanaman utama: Albizia falcata
(sengon laut, jeunjing), Grevillea robusta A Cum, Pithecellobium
saman benth (pohon hujan), Erythrina sp (dadap), Gliricidia sepium.
- Dipakai
dalam barisan: Leucaena glauca atau Leucaena leucocephala
- Penggunaan
untuk melindungi jurang, tebing atau untuk penghutanan kembali: Albizia
falcata dan Leucaena glauca, Albizia procera Benth, Acacia
melanoxylon, Acacia mangium, Eucalyptus saligna, Cinchona
succirubra, Gigantolochloa apus (bambu apus), Dendrocalamus
asper, Bambusa bambos.

§ Tumbuh-tumbuhan
Bawah (undergrowth) Alami Pada Perkebunan
Banyak
usaha telah dilakukan pada beberapa perkebunana, terutama perkebunan karet,
dalam memanfaatkan tumbuh-tumbuhan bawah alami untuk melindungi tanah.
§ Tumbuhan
yang tidak disukai
Banyak
tumbuhan yang termasuk dalam tumbuhan pengganggu atau tidak disukai yang
dapat berfungsi sebagai penutup tanah atau pelindung tanah terhadap ancaman
erosi. Tumbuh-tumbuhan itu tidak disukai karena sifat-sifatnya yang merugikan
tanaman pokok dan sulit diberantas atau dibersihkan dari lahan usaha
pertanian: Imperata cylindrica, Panicum repens (lampuyangan), Leersia hexandra
(kalamento), Saccharum spontaneum (gelagah), Anastrophus compressus dan
Paspalum compressum (tumput pahit).
9.
Pemberian
Bahan Mulsa
Pemberian
mulsa dimaksudkan untuk menutupi permukaan tanah agar terhindar dari pukulan
butir hujan. Mulsa merupakan teknik pencegahan erosi yang cukup efektif. Jika
bahan mulsa berasal dari bahan organik, maka mulsa juga berfungsi dalam
pemeliharaan bahan organik tanah. Bahan organik yang dapat dijadikan mulsa
dapat berasal dari sisa tanaman, hasil pangkasan tanaman pagar dari sistem
pertanaman lorong, hasil pangkasan tanaman penutup tanah atau didatangkan dari
luar lahan pertanian.
Fungsi lain
Mulsa:
§ Jika sudah melapuk, dapat meningkatkan kemampuan tanah menahan air sehingga
air lebih tersedia untuk pertumbuhan tanaman, dan memperkuat agregat tanah.
§ Mengurangi kecepatan serta daya kikis aliran permukaan.
§ Mengurangi evaporasi, memperkecil fluktuasi suhu tanah, meningkatkan jumlah
pori aerasi sebagai akibat meningkatnya kegiatan jasad hidup di dalam tanah dan
meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.
§ Menyediakan sebagian zat hara bagi tanaman.
§ Dianjurkan menggunakan 6 ton mulsa/ha/tahun atau lebih. Bahan mulsa yang
paling mudah didapatkan adalah sisa tanaman.
§ Mulsa diberikan dengan jalan menyebarkan bahan organik secaramerata di
permukaan tanah.
§ Bahan mulsa yang baik adalah bahan yang sukar melapuk seperti jerami padi
danbatang jagung.
§ Mulsa dapat juga diberikan ke dalam lubang yang khusus dan disebut sebagai
mulsa vertikal.

Ø Kelebihan
konservasi tanah secara vegetative:
4.
Memelihara kestabilan striktur tanah
melalui system perakaran dengan memperbesar granulasi tanah
5.
Penutupan lahan oleh seresah dan tajuk
mengurangi evaporasi
6.
Disamping itu dapat meningkatkan
aktifitas mikroorganisme yang mengakibatkan peningkatan porositas tanah,
sehingga memperbesar jumlah infiltrasi dan mencegah terjadinya erosi.
7.
Memiliki nilai ekonomis sehingga dapat
menambah penghasilan petani.
Kekurangan konservasi tanah secara vegetatif
Kekurangan konservasi tanah secara vegetatif
8.
Tidak semua tanaman dapat digunakan
untuk melaksanakan konservasi tanah secara vegetatif, sehingga secara tidak
langsung akan menghambat pertumbuhan tanaman.
Ø Metode
Mekanik
Metode mekanik adalah semua perlakuan fisik mekanik yang diberikan
terhadap tanah dan pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran permukaan dan
erosi, serta meningkatkan kemampuan penggunaan tanah.
Berikut bentuk–bentuk metode mekanik.
- Countour plowing adalah
membajak searah garis kontur, sehingga terjadilah alur–alur horisontal.
- Guludan adalah
tumpukan tanah yang dibuat memanjang searah garis kontur atau
memotong lereng untuk menahan erosi. Tinggi tumpukan tanah sekitar
25 – 30 cm dengan lebar dasar sekitar 30 – 40 cm. Jarak antara guludan
tergantung pada kecuraman lereng, kepekaan erosi tanah, dan erosivitas
hujan. Semakin curam lereng, semakin pendek jarak guludan; semakin peka
tanah terhadap erosi semakin pendek jarak lereng; dan semakin tinggi
erosivitas hujan, semakin pendek jarak lereng.
Teras gulud adalah guludan yang
dilengkapi dengan rumput penguat dan saluran
air pada bagian lereng atasnya. Teras gulud dapat
difungsikan sebagai pengendali erosi dan penangkap aliran permukaan
dari permukaan bidang olah. Aliran permukaan diresapkan ke dalam tanah di
dalam saluran air sedangkan air yang tidak meresap di alirkan ke
Saluran Pembuangan Air (SPA).

- Terassering adalah menanam tanaman
dengan sistem berteras–teras di daerah lereng.

Gambar : Terassering
·
Teras Bangku
Teras bangku atau teras tangga dibuat dengan jalan memotong lereng dan
meratakan tanah, sehingga terjadi suatu deretan berbentuk tangga. Ada 3 jenis
teras bangku : datar, miring ke luar, miring ke dalam, dan teras irigasi. Teras bangku datar adalah teras bangku yang bidang olahnya datar (membentuk
sudut 0o dengan bidang horizontal).
Teras bangku miring ke luar adalah teras bangku yang bidang olahnya miring
kea rah lereng asli, namun kemiringannya sudah berkurang dari kemiringan lereng
asli. Teras bangku miring ke dalam (gulir kampak) adalah teras bangku yang
bidang olahnya miring kea rah yang berlawanan dengan lereng asli. Teras irigasi
biasanya diterapkan pada lahan sawah, Karena terdapat tanggul penahan air.
· Teras Individu
Teras individu adalah teras yang dibuat pada setiap individu tanaman,
terutama tanaman tahunan (Gambar 4). Jenis teras ini
biasa dibangun di areal perkebunan atau pertanaman buah-buahan.
Sketsa teras individu pada areal pertanaman tahunan
·
Teras Kebun
Teras kebun adalah jenis teras untuk tanaman tahunan, khususnya tanaman
pekebunan dan buah-buahan. Teras dibuat dengan interval yang bervariasi menurut
jarak tanam. Pembuatan teras bertujuan untuk: (1) meningkatkan efisiensi
penerapan teknik konservasi tanah, dan (2) memfasilitasi pengelolaan lahan (land
management facility), di antaranya untuk fasilitas jalan kebun, dan
penghematan tenaga kerja dalam pemeliharaan kebun.
Teras kebun
· Rorak
Rorak merupakan
lubang penampungan atau peresapan air, dibuat di bidang olah atau saluran
resapan. Pembuatan rorak bertujuan untuk memperbesar peresapan air ke dalam
tanah dan menampung tanah yang tererosi. Pada lahan kering beriklim kering,
rorak berfungsi sebagai tempat pemanen air hujan dan aliran permukaan.
Rorak dengan
teras gulud
Ø Kelebihan
konservasi tanah secara mekanik
-
Praktis
-
Mudah dilakukan
-
Berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan tanaman
Kekurangan konservasi tanah secara
mekanik yaitu tidak
semua teknik konservasi tanah mekanik tidak dapat diterapkan untuk semua
kondisi lahan, melainkan bersifat spesifik lokasi dan penerapannya harus
disesuaikan dengan agroekosistem setempat.
Ø Metode Kimia

Metode kimia adalah dengan menggunakan preparat kimia sintetis atau
alami. Preparat ini disebut Soil Conditioner atau pemantap
struktur tanah. Tanah yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan,
sehingga air infiltrasi tetap besar,dan run
off kecil. Sesuai dengan namanya Soil Conditioner ini
digunakan untuk membentuk struktur tanah yang stabil. Senyawa yang terbentuk
akan menyebabkan tanah menjadi stabil.
DAFTAR
RUJUKAN
http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/tanaman-penutup-tanah/
BalasHapusJual Obat Aborsi Cytotec Misoprostol