A. Pengertian
Konservasi tanah dan Air
Konservasi
(pengawetan) tanah adalah usaha-usaha tanah untuk menjaga agar tanah tetap
produktif. Selain itu, Konservasi tanah juga merupakan serangkaian strategi
pengaturan untuk mencegah erosi
tanah dari permukaan bumi atau terjadi perubahan secara kimiawi
atau biologi
akibat penggunaan yang berlebihan, salinisasi,
pengasaman,
atau akibat kontaminasi
lainnya.
Konservasi tanah (pengawetan tanah)
adalah penempatan setiap bidang tanah dengan cara penggunaan sesuai dengan
kemampuannya dan memperlakukan sesuai persyaratan yang diperlukan supaya tidak
terjadi kerusakan lahan. Konservasi tanah ini tidak bisa lepas dari konservasi
air yaitu penggunaan air yang jatuh ke tanah untuk keperluan pertanian secara
efisien dan pengaturan waktu pengaliran, sehingga tidak terjadi banjir di musim
hujan dan kekeringan di musim kemarau.
Konservasi (pengawetan) air adalah
usaha-usaha agar air dapat lebih banyak disimpan di dalam tanah sehingga dapat digunakan
tanaman dan mengurangi terjadinya banjir dan erosi. Salah satu usaha dasar dalam pengawetan tanah
dan air adalah menggunakan tanah sesuai dengan kemampuannya.
B.
Metode
Pengawetan Tanah dan Air
Konservasi tanah (pengawetan tanah)
adalah penempatan setiap bidang tanah dengan cara penggunaan sesuai dengan
kemampuannya dan memperlakukan sesuai persyaratan yang diperlukan supaya tidak
terjadi kerusakan lahan. Konservasi tanah ini tidak bisa lepas dari konservasi
air yaitu penggunaan air yang jatuh ke tanah untuk keperluan pertanian secara
efisien dan pengaturan waktu pengaliran, sehingga tidak terjadi banjir di musim
hujan dan kekeringan di musim kemarau.
Usaha-usaha
konservasi tanah dan air yang pertama-tama perlu dilakukan adalah penggunaan
tanah sesuai dengan kemampuannya. Tiap klas penggunaan tanah memerluka teknik
pengawetan tanah tertentu.
Metode-metode
konservasi tanah pada umumnya dilakukan dengan maksud:
-
Melindungi tanah dari curahan langsung
air hujan
-
Meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah
-
Mengurangi run off
-
Meningkatkan stabilitas agregat tanah.
Teknologi
yang diterapkan pada setiap macam penggunaan tanah akan menentukan apakah akan
didapat penggunaan dan produksi yang lestari pada sebidang tanah. Metode
konservasi tanah dan air dapat dibagi dalam tiga golongan, yaitu:
a. Metode
Vegetatif
Metode
vegetatif adalah suatu cara pengelolaan lahan miring dengan menggunakan tanaman
sebagai sarana konservasi tanah (Seloliman, 1997). Tanaman penutup tanah ini
selain untuk mencegah atau mengendalikan bahaya erosi juga dapat berfungsi
memperbaiki struktur tanah, menambahkan bahan organik tanah, mencegah proses
pencucian unsur hara dan mengurangi fluktuasi temperatur tanah.
Selain mudah
dilakukan, metode vegetatif ini jauh
lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan metode teknik sipil yang
memerlukan keahlian khusus dan biaya mahal. Sehingga tepat sekali jika program
pemerintah Gerakan Satu Juta Pohon diterapkan dalam usaha konservasi tanah dan
air.
Tujuan
konservasi tanah dan air meliputi (1) pencegahan kerusakan tanah terutama oleh
erosi, (2) memperbaiki tanah-tanah yang rusak, (3) meningkatkan produktivitas
tanah, dan (4) pengendalian banjir.
Metode vegetatif dalam usaha
pengawetan tanah dan air mempunyai fungsi untuk melindungi tanah terhadap daya
perusak aliran permukaan (run off), serta memperbaiki kapasitas infiltrasi
tanah dan daya absorbsi (penyerapan) air. Usaha-usaha yang dilakukan untuk
pengawetan tanah dan air menggunakan metode vegetatif meliputi :
- Penanaman tanaman secara berjalur (strip
cropping).
Cara ini
terutama untuk menghindari pengolahan lahan yang cukup luas. Dengan demikian
ada bagian yang diolah dan ada bagian yang diusahakan. Dalam cara ini semua
pekerjaan pengolahan tanah dilakukan searah dengan jalur/baris.
- Pergiliran tanaman
Fungsi dari pergiliran tanaman yaitu
:
- Mencegah
erosi
- Memberantas
hama/penyakit
- Pemberantasan
tumbuhan pengganggu
- Memperbaiki
sifat-sifat fisik dan kesuburan tanah
Tanaman
untuk pergiliran tanaman harus memenuhi syarat-syarat berikut:
- Mudah
diperbanyak, sebaiknya dengan biji
- Tidak
memerlukan syarat-syarat kesuburan tanah yang tinggi
- Tumbuh cepat
dan banyak menghasilkan daun
- Toleran
terhadap pemangkasan
- Tahan
terhadap hama dan penyakit, mampu menahan pertumbuhan tumbuhan pengganggu
- Mudah
diberaantas jika tanah akan digunakan untuk tanaman produksi
- Tidak
berkompetisi dengan tanaman pokok.
- Penanaman rumput/makanan ternak. Cara ini sangat
sesuai bila diterapkan pada daerah yang mempunyai populasi ternak cukup
tinggi. Penanaman rumput dapat digabung dengan tanaman tahunan. Penanaman
rumput kegunaannya hampir sama dengan penutup tanah, tetapi mempunyai
manfaat lain, yakni sebagai pakan ternak dan penguat terras. Cara
penanamannya dapat secara rapat, barisan maupun menurut kontur.
- Penanaman tanaman tahunan. Jenis tanaman yang
dapat dipergunakan seperti sejenis kayu-kayuan, buah-buahan atau tanaman
industri. Dalam penanamannya perlu memperhatikan tempat tumbuh (ekologis)
dan hasil yang diharapkan (ekonomis) serta sisa-sisa (seresah) tanaman
yang cukup banyak
- Penggunaan tanaman penutup tanah (cover crop)
Fungsi dari cover crop yaitu:
- Menahan daya
perusak butir-butir hujan yang jatuh serta aliran permukaan
- Menambah
bahan organik tanah
- Transpirasi
vegatasi yang tinggi dapat menaambah kemampuan tanah menyerap dan menahan air
hujan.
Tanaman
penutup tanah dapat dibedakan menjadi tanaman penutup tanah rendah, tanaman
penutup tanah sedang dan tanaman penutup tanah tinggi (tanaman pelindung).
- Mulching (Penggunaan
sisa-sisa tanaman)
Penggunaan sisa-sisa tanaman untuk penutup tanah. Cara ini untuk mencegah
kerusakan tanah, yaitu menutup permukaan tanah dengan bahan organik, yang
paling mudah didapatkan berupa sisa-sisa tanaman. Harus dapat menutup permukaan
tanah 70-75%. Bila terlalu rapat, tanah tidak terlindungi dari erosi. Bila
terlalu rapat, akan meperlambat pertumbuhan tanaman.
Penggunaan sisa tanaman untuk konservasi tanah dapat
berbentuk mulsa atau pupuk hijau. Dengan mulsa maka daun atau batang tumbuhan
disebarkan di atas permukaan tanah, sedangkan dengan pupuk hijau maka sisa-sisa
tanaman tersebut dibenamkan ke dalam tanah (Arsyad, 1989).
Fungsi dari mulching:
- Melindungi
tanah dari curah hujan langsung
- Mengurangi
kecepatan run off
b.
Metode Mekanik
Cara mekanik adalah cara pengelolaan lahan tegalan
(tanah darat) dengan menggunakan sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai
sarana konservasi tanahnya. Tujuannya untuk memperlambat aliran air di
permukaan, mengurangi erosi serta menampung dan mengalirkan aliran air
permukaan (Seloliman, 1997).
Fungsi dari
metode makanik:
-
Memperlambat aliran permukaan
-
Menampung dan menyalurkan aliran
permukan dengan kekuatan yang tidak merusak.
Metode mekanik
untuk konservasi tanah dan air di antaranya adalah:
1.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik
terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi
pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok pengolahan tanah adalah menyiapkan tempat
tumbuh bibit, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa
tanaman dan memberantas gulma (Arsyad, 1989).
Pengendalian erosi secara teknis-mekanis merupakan
usaha-usaha pengawetan tanah untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang di
daerah lahan pertanian dengan cara mekanis tertentu. Sehubungan dengan
usaha-usaha perbaikan tanah secara mekanik yang ditempuh bertujuan untuk
memperlambat aliran permukaan dan menampung serta melanjutkan penyaluran aliran
permukaan dengan daya pengikisan tanah yang tidak merusak.
Agar tidak mudah tererosi maka pengolahan tanah
harus:
-
Tanah diolah sepenuhnya saja (minimum tillage)
-
Pengolahan tanah dilakukan pada
kandungan air yang tepat (pF 3 – 4), jangan terlalu basah/kering, kecuali untuk
sawah (basah).
-
Menggunakan bahan kimia untuk
memberantas tumbuhan pengganggu.
-
Pengolahan tanah diubah-ubah (mencegah
timbulnya lapisan padat tapak baja).
-
Melakukan pengolahan tanah menurut
kontur.
2.
Pengolahan Tanah Menurut Kontur
Pengolahan tanah menurut kontur adalah setiap jenis
pengolahan tanah (pembajakan, pencangkulan, pemerataan) mengikuti garis kontur
sehingga terbentuk alur-alur dan jalur tumpukan tanah yang searah kontur dan
memotong lereng. Alur-alur tanah ini akan menghambat aliran air di permukaan
dan mencegah erosi sehingga dapat menunjang konservasi di daerah kering.
Keuntungan utama pengolahan tanah menurut kontur adalah
terbentuknya penghambat aliran permukaan yang memungkinkan penyerapan air dan
menghindari pengangkutan tanah. Oleh sebab itu, pada daerah beriklim kering
pengolahan tanah menurut kontur juga sangat efektif untuk konservasi ini. Pembuatan
terras adalah untuk mengubah permukaan tanah miring menjadi bertingkat-tingkat
untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan dan menahan serta menampungnya agar
lebih banyak air yang meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi (Sarief,
1986). Menurut Arsyad (1989), pembuatan terras berfungsi untuk mengurangi
panjang lereng dan menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran
permukaan dan memungkinkan penyerapan oleh tanah, dengan demikian erosi
berkurang.
C. Metode
Kimia
Kemantapan
struktur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang menentukan tingkat
kepekaan tanah terhadap erosi. Yang dimaksud dengan cara kimia dalam usaha
pencegahan erosi, yaitu dengan pemanfaatan soil conditioner atau bahan-bahan
pemantap tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tetap
resisten terhadap erosi (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1985).
Bahan kimia
sebagai soil conditioner mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap
stabilitas agregat tanah. Pengaruhnya berjangka panjang karena senyawa tersebut
tahan terhadap mikroba tanah. Permeabilitas tanah dipertinggi dan erosi
berkurang. Bahan tersebut juga memperbaiki pertumbuhan tanaman semusim pada
tanah liat yang berat (Arsyad, 1989).
Beberapa jenis
bahan kimia yang sering digunakan antara lain bilumen dan krilium.
Emulsi dari bahan kimia tersebut dicampur dengan air, misalnya dengan
perbandingan 1 : 3, kemudian dicampurkan dengan tanah. Penggunaan bahan kimia
untuk pengawetan tanah belum banyak dilakukan. Walaupun cukup efektif tetapi
biayanya mahal. Pada watu sekarang ini umumnya masih dalam tingkat percobaan.
DAFTAR RUJUKAN
Hardjowigeno
Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta:
Akademika Pressindo.
makasih yah babul,,,,atas infonya...
BalasHapus